Rabu, 02 Februari 2011
Guru TIK Bicara Bahasa Inggris
The ALASKA of BATUJAMUS
Assalamu’alaikum wr. wb.
Good morning, friends. How are you ?
Now, I will tell you about my place or my village, that is Batujamus. Really, I come from Wonogiri regency, but now I live in Batujamus with my familyBatujamus is one of the countryside in Kerjo sub-district, Karanganyar regency, Central Java.
Batu is stone and jamus is jewellery. So that we can say, if we live in Batujamus is like life in a palace that is full of jewellery, so happy and peacefull place.
Batujamus or Kerjo sub-district is about fifteen kilometers from the downtown of Karanganyar to the north side. Kerjo sub-district border on Mojogedang sub-district at the west, Jenawi sub-district at the east, Ngargoyoso sub-district at the south and Kedawung sub-district at the north.
Batujamus is located about five hundred meters from the depth of the sea (of above sea level), so you can feel the cold air in Batujamus..
Because of the weather, you can find various plants type that can grow at that height. For example, if you visit my hometown, you can find several place of the rubber forest.
In Javanese we always say the forest is ALAS and the rubber is KARET. So our society call the rubber forest is ALASKA from the acronim of ALAS KARET.
The pictures o f our rubber forest.
You can see the rubber forest in many place of certain roadside, like the road from sub-district of Mojogedang to my house, from sub-district of Jenawi, from sub-district of Ngargoyoso, from sub-district of Karangpandan, and from sub-district of Kedawung -Sragen regency-, or along the street to my workplace in Senior High School of Kerjo. All of them are full of rubber forest or ALASKA. So, the background of our school is a great rubber forest!
In the rainy season, when the fruits season comes, Batujamus will be come more beautiful place, because that place will be full of the various fruits merchant.
The fruits like rambutan, durian, and orange are sold alongside that forest.
Beside that, we also find the coconut ice and pure honey too. That is so sweet and fresh. Pure from the farmer who live near the forest.
The pictures of the pure honey factory and our trip to enjoy some fruits that sold alongside the rubber forest.
But that’s not my neighbour’s job during the season, because their real job is the worker in the rubber factory of PT. Perkebunan Nusantara Nine. It is one of the state company, that’s manages the result of garden, especially the rubber.
If you visit to my house, I will take you to visit this rubber factory too. Not like the factory in the downtown, the rubber factory is so beautiful place with a good sight. No air pollution. A rubber factory is like a tourism place. Full of multi various old plants, like pala (pepper), kayu manis, matoa, and the other scarce plants.
This factory uses a Kolonial Belanda’s system, like a name of their manager, they call it an administrateur, and about their buildings, they still use a Britanian architecture too.
The pictures of PT. Nusantara Nine that’s manages a result of rubber forest.
Maybe this is only the one of this factory’s shortage : if we are passing the rubber factory or our house is near the rubber factory, we will get not good smelt for the day by the day, that is so sting smelt! That smelt comes from the raw rubber. But it is not a problem to my family, my neighbour or our society. They neglect that smelt because that fabric is their life source. They can get some money from it.
Now I will tell you about the interesting place for have meals, you can find in it my village too. We usualky call it with a Pemancingan. We have Pemancingan place in Ganten Permai I, II, III, IV and the others, that’s full of delicious fresh-water fish food like gurami, nila, lele and a traditional beverage/drink like coconut ice with Javanese sugar, beras kencur ice, or asem ice.
The pictures of the interesting place for have meals, Ganten Permai IV.
The sub-districts that’s border with Kerjo, like Mojogedang sub-district, Jenawi sub-district, Ngargoyoso sub-district and Kedawung sub-district have a tourism places too.
The sub-district of Mojogedang has two swimming pools area. The sub-district of Jenawi has a tea forest and a Hindu’s temple said Cetho. In the sub district of Ngargoyoso has Sukuh temple, Pelanggatan temple, Jumog waterfall, a long tea forest and tea factory at PT. Perkebunan Nusantara Nine too.
The pictures of our trip to Cetho temple, Sukuh temple, Kemuning’s tea forest and Jumog waterfall.
I believe, the Jumog waterfall that’s locates in Ngargoyoso Sub-district will be come the competitor of Sewu waterfall in Tawangmangu. Let’s see..
And the special water tourism location is the sub-district of Kedawung in Sragen regency, that has Botok and Brambang beautiful lakes or dams?..he..he. That are the pictures :
That’s it!! They are not the all of tourism places in our regency. It just in Kerjo sub-district and around it.
I think it is enough for me to tell you about my hometown. Now, don’t forget to spend your time to visit us!!! You can visit us and take home a fresh and a happy feeling!!
Ok, thanks for your attention, see you. Wassalamu’alaikum wr. wb..
By : Anin Saptantri, S.Kom.
Catatan Jam 10.15
Kami Sekolah Oke
Pagi begitu cerah, anak-anak bersemangat dalam belajar. Ketika terdengar bel jam 7.15, hanya beberapa anak kelihatan tergesa memasuki kelasnya masing-masing. Karena yang lain sudah di kelas semua.
Satu dua siswa berlari dari tempat parkir untuk bisa mencapai kelas sebelum batas terlambat melintas. Atau mereka harus mendapat selembar kertas dari guru piket yang bertugas.. kalau ini benar-benar terjadi berarti dia adalah siswa-siswa yang malas. Sungguh memelas.
Bapak ibu guru segera menyebar menuju kelasnya. Di sana anak-anak telah siap menerima pelajaran. Dengan baju, meja kursi, dan tatanan sekitar kelas yang rapi jali, siap dengan otak dan pikiran lapang menerima pelajaran, siap dengan hati ikhlas menerima perubahan, siap dengan perut dan fisik prima karena sudah sarapan, siap mengacungkan jari untuk bertanya dan siap melangkah ke depan untuk menjawab pertanyaan. Benar-benar siap.
Tidak ada yang masih menyapu kelas, tidak terlihat debu yang masih menari karena tergesa disapu, tidak ada papan tulis yang kotor, tidak ada yang masih memakai jaket, tidak ada yang berani membawa hape, tidak ada yang lupa bikin pe-er, apalagi salah seragam, pokoknya tidak ada yang coba-coba melanggar ketertiban. Dengan kesadaran penuh semua dilaksanakan dengan baik karena nantinya mereka adalah calon-calon presiden. By the way, anak-anak kami memang jempolan.
Memasuki jam pertama kelas langsung membara bagai tumpahan bensin tersulut kobaran api. Bapak-ibu guru harus siap menerima berondongan pertanyaan siswa-siswinya. Siswa telah mengkatamkan LKS sebelum LKSnya sendiri dibagikan. Hebat! Benar-benar hebat. Kini yang mereka tanyakan adalah beberapa pertanyaan pengembangan lain yang komplek dan berbelit. Mereka mendapatkannya dari buku-buku paket dan koran di perpus, mereka juga menjelajah internet hingga ke ruang angkasa, apalagi selama di rumah, hape jadi kalung di leher. Sambil menggembala dan bertenggger di punggung si Kliwon, sapi ayahnya, maka online... dan hanya online passwordnya.
Segala istilah baru dalam buku dicari disana, dikerjakan semua soal dan dipahami analisisnya. Kalau jawabannya masih lucu, maka dia akan ‘mengunjungi’ situs temannya di SMA Kabupaten atau di Jakarta sekalian biar nanti bila ada diskusi di kelas dia tidak akan dipermalukan. Karena teman-temannya yang lain pasti juga sudah bertanya pada Lintang atau Arai. Ck..ck..ck. Bahkan ada yang bertanya langsung pada teman-teman Senior Hign School-nya di luar negeri sana. Memang harus begitu. Karena kalau sampai dipermalukan mereka akan menanggungnya sampai tujuh turunan. Wah, gak sempat kemana-mana, dong.. Iya. Belum lagi satu dua yang lain bertanya pada pemilik dan sopir UFO. Kalau dia tidak siap bisa digilas, nantinya.
Bapak dan ibu guru tinggal memberi penilaian saja. 8, 9 dan 10, lha gimana, wong jempolan semua.
Menuju pergantian jam, segalanya serba cepat. Bapak ibu guru berseliweran mencari kelas selanjutnya. Anak-anak segera membagi diri, yang piket: dua di papan tulis, dua menyapu ulang kertas bekas coretan hasil latihan, dua menata ulang meja guru karena tadi berserakan saat pak dan bu guru mengemas laptop. Yang lain bergegas memasukkan hasil kesimpulan pada jam pertama dan kembali bersiap mengadakan serangan untuk mata pelajaran selanjutnya. Semua selesai dalam lima menit!!
Bila satu detik saja pak dan bu guru belum hadir, maka dua petugas siap mengawal guru di kanan dan kirinya, diaturi ke kelas.
Selanjutnya pelajaran berlangsung tak jauh seperti jam pertama tadi dan biasanya lebih panas. Karena sudah pemanasan pada jam pertama. Semakin siang, serangan pada guru semakin gencar. Peluru pertanyaan kaliber 34, diganti kaliber 47 dan seterusnya hingga bayonet, rudal dan bom pertanyaan.
Tak ada satupun siswa yang tidak bertanya. Tidak mengajukan pertanyaan pada guru berarti nanti pas istirahat harus mentraktir teman-temanya makan siang di kantin. Jadi kalau tidak mau tekor, memang harus belazaar. Bila dalam seminggu kedapatan 3 kali tidak bertanya, maka biaya studi wisata sekolah dia yang bayar. Gimana nggak kapok??!!
Inilah tiap pagi di sekolah kami. Kami ingin menunjukkan pada dunia bahwa kami eksis. Kami benar-benar mencintai bapak ibu di rumah. Kami benar-benar akan meraih cita-cita kami merambah altar universitas terkemuka di Sorborne layaknya Arai dan Lintang.
Karena mereka bisa, maka kami juga bisa. Ini akan jadi kenyataan !!
Oleh : Anin Saptantri, S.Kom
www.smanegerikerjo.blogspot.com
Kamis, 04 November 2010
UPACARA HARI GURU NASIONAL
Diawali dengan latihan upacara pada tanggal 22 dan latihan paduan suara pada tanggal 24, karena bertepatan dengan turunnya hujan, sehingga hanya bisa berlatih paduan suara.
Sejak awal telah diumumkan para petugas upacaranya berdasar SK Kepala Sekolah, yaitu :
Pembina upacara : Warsito, S.Pd.
Pemimpin upacara : Widhi Nugraha, SE
Pemimpin Kompi : Mulyata, SE, Amir Warsito, S.Pd.
Pengibar bendera : Sukatna, S.Pd, Endah DS, S.Pd dan Lilik, S.Pd
Perwira : Suhadi, S.Pd
Pembawa acara : Rufi Inayah, S.Pd
Pembaca Doa : Hj. Endang Suyasi, S.Pd
Pembaca UUD : Sugimiyarso, BA
Ajudan : Anton Meiluan, S.Pd
Dirijen : Eko Iswanto, S.Pd.
KUNJUNGAN WAKAPOLRES KARANGANYAR
Sejak pukul 6 pagi, sekolah sudah riuh. Di jalan-jalan para polisi sudah mulai bertugas mengamankan lalu lintas. Para siswa pada hari Sabtu sebelumnya telah di ingatkan untuk mengenakan helm, minimal yang mengendarai sepeda dan duduk di depan sebagai pengemudi. Hal ini untuk mengingatkan kepada siswa dalam menjaga keamanan dirinya sendiri, juga untuk menyambut kehadiran beliau Wakapolres Karanganyar tersebut. Para guru diimbau untuk datang lebih awal. Jam 7 pagi semua sudah siap. Jam 7.15 Bapak Wakapolres telah hadir.
Bapak Kepala Sekolah menyambut beliau di koridor sekolah.
Bapak Kepala mengajak semua guru ikut menyambut beliau.
Beliau didampingi 5 polisi. Beliau sangat ramah menyalami para guru satu per satu, diselingi dengan menanyakan hal-hal umum seperti mengajar apa, namanya siapa, sambil melihat tanda pengenal (co card) yang dikenakan para guru.
Setelah Wakapolres berbincang sebentar dengan Bapak Kepala Sekolah, maka Upacara segera dimulai.
Wakapolres terlihat meminta susunan / tata upacara. Ajudan beliau mengambilnya dari petugas pembaca acara. Tentu sebagai seorang polisi beliau sangat mementingkan kesiapan dan prosedur yang matang. Salah satunya adalah dengan membaca susunan acara tersebut.
Upacara segera dimulai setelah bel tanda masuk berbunyi.
Para petuga upacara mengenakan pakaian yang spesial juga, yaitu seragam Paskibra.
Mereka tampak lebih gagah, lebih siap dan membanggakan.
Petugas upacara terdiri dari :
Pembina : Wakapolres
Ajudan : Suryanto
Pelapor Pembina : Nungky Surya
Pemimpin upacara : Triyono
Pinpinan Kompi :
Pembaca acara :
Pembaca UUD : Dyah Ayu
Pembaca Doa
Pengibar sang saka : Suhardi - Nur Khasanah - Afriyanto TN
Tata letak kompi dan petugas upacara juga berubah, lain dari biasanya.
Kompi Guru berada di sebelah tiang sang saka berhadapan dengan kompi siswa.
Sedangkan paduan suara berada dekat dengan petugas pembaca acara, dan pengibar bendera sekarang berjalan dari arah barat ke timur, berbalikan arah dari sebelumnya.
Secara umum upacara berjalan baik, para petugas menjalankan tugasnya dengan lancar, hampir tanpa kesalahan.
Tiba pada saat Amanat Pembina upacara, beliau bapak Wakapolres menyampaikan amanatnya dengan ceria, menghibur, justru tidak spaneng, dan lain dari yang lain juga.
Beliau menyampaikan 3 hal penting mengenai motivasi belajar, menyenangi pelajaran hingga yang terakhir tentang kesadaran untuk tertib lalu lintas dan juga tentang rencana kegiatan pendaftaran perolehan SIM C yang akan diselenggarakan esok paginya. Suasana sungguh sangat menyenangkan karena beliau ternyata sangat humoris. Misalnya saat beliau menyampaikan, "Sebenarnya saya dulu ingin masuk SMA Kerjo, tapi sayang waktu itu SMA Kerjo belum berdiri.." Ya, semacam itu, sehingga suasana upacara hari itu, yang
Kamis, 21 Oktober 2010
HUT PGRI dan HGN
Hari Ulang Tahun PGRI dan Hari Guru Nasional apakah tidak lagi diperlukan untuk sekedar dikenang?
Kecamata Kerjo menindaklanjuti Surat Edaran dari Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Karanganyar mengadakan Pekan OlahRaga dan Kesenian, yang meliputi :
1. Lomba Sepak Bola
2. Lomba Bulutangkis
3. Lomba Bola Voly
4. Lomba Paduan Suara
5. Lomba Karawitan
6. Lomba Macapat, dan
7. Lomba Geguritan
Kegiatan tersebut telah berlangsung sejak tanggal 4 Oktober yang lalu. Seperti Sepak Bola telah dimenangkan oleh tim PGRI cabang Jaten (1), Kebakkramat (2) dan juara 3 merupakan juara bersama untuk Karaganyar dan Jumapolo.
SMANkerjo berpartisipasi untuk mengirimkan kontingen pada lomba Paduan Suara, yaitu beliau Bapak Eko Iswanto, S.Pd dan Ibu Sri Lestari, S.Pd. dan pada lomba Bola Voly putri, yaitu Ibu Dari Wahyuni, S.Pd dan Ibu Anin Saptantri, S.Sos.
Lomba Bola Voly Putri dilaksanakan pada hari Senin, 18 Oktober 2010 di lapangan Polres Karanganyar. Lomba diikuti oleh PGRI cabang :
1. Karanganyar,
2. Jenawi,
3. Mojogedang,
4. Ngargoyoso,
5. Kerjo,
6. Tawangmangu,
7. Matesih,
8. Karangpandan,
9. Jumapolo,
10. Jumantono,
11. Kebakkramat,
12. Colomadu,
13. Jaten,
14. Jatipuro.
Berhasil keluar sebagai juara 1 tim cabang Colomadu, juara 2 tim cabang Kebakkramat, sedangkan juara 3 tim cabang Kerjo dan Jumantono.
Lomba Paduan Suara dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Oktober 2010, dan cabang Kerjo meraih peringkat ke 7.
Lomba Karawitan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Oktober 2010.
Semoga segala bentuk latihan hingga pelaksanaan kegiatan yang hampir 30 hari ini tidak menjadikan siswa terlantar karena sering ditinggalkan bapak/ibu gurunya untuk berlatih mempersiapkan lomba.
Selamat Ulang Tahun, Guru.
Semangatmu menjadi motivasiku.
Kamis, 30 September 2010
KESAKTIAN PANCASILA
Hari ini tertulis di hampir semua kalender di Indonesia, bahkan mereka yang di luar negeri tetapi membawa kalender dari rumah -untuk pelepas rindu-, maka di sana ada keterangan bahwa hari ini adalah Hari Kesaktian Pancasila.
Dulu tanggal 1 Oktober selalu ada upacara. Didahului dengan malam sebelumnya melihat pemutaran film G30S PKI yang sama tiap tahun di TV. Semangat kembali berkobar di dalam hati tentang nasionalisme.
Hari ini SMANKerjo tidak upacara. Upacara untuk minggu ini telah dilaksanakan Senin kemaren. Seperti disepakati bahwa tiap sepekan hanya ada satu kali upacara, sehingga bila kemaren Senin sudah upacara, maka dalam sepekan itu tidak ada upacara lagi.
Sejalan dengan masa reformasi yang bergulir, telah banyak perbaikan-perbaikan dan pemutihan nama baik bagi mereka yang dulu dianggap anggota OT (organisasi terlarang) dimasa pak Harto. Dalam masa Gus Dur, mereka yang merasa menjadi orang teraniaya, orang terbuang, orang tersingkir, atau orang terdeportasi itu sedikit mendapatkan perhatian sejalan dengan terkuaknya beberapa realita tentang G30S PKI. Sehingga mungkin karena itu, film yang sudah compang-camping disana-sini dulu itu, sekarang tidak diputar lagi. Agar luka lama tidak kembali berdarah.
Akan tetapi hari ini, 1 Oktober, untuk saktinya Pancasila tentu tidak begitu saja luntur bagi kita.
10 tahun silam Pancasila masih bergaung tajam, 5 tahun terakhir agak memudar, dan tahun-tahun terakhir ini seperti biasa saja keberadaannya.. Pancasila bila tidak dihayati dan diamalkan, tak lebih hanya seperti sms yang selesai dibaca dan dihapus..
UPACARA BENDERA HARI SENIN 28 September 2010
Upacara hari Senin yang lalu seperti biasa, jam 7.00 telah mulai aktif persiapan dan jam 7.15 telah mulai.
Pembina upacara adalah Bp. Patricia Widhi.
Kompi Guru dan Karyawan telah penuh, Bapak Kepala Sekolah berada dalam kompi.
Petugas upacara adalah kelas XI IPA 1.
Ajudan pembina adalah : Suryanto
Petugas laporan kepada pembina : Ahmad Fajar
Pemimpin upacara : Triyono
Pemimpin kompi : Nur Khasanah, Panca Sakti dan ...
Pembawa acara : ...
Pengibar bendera : Syamsul Huda, Rahayu, Rohmad Tony
Pembaca Undang-undang Dasar : ...
Pembaca doa : ...
Upacara berlangsung khidmad.
Pengibaran sang saka tepat waktu sesuai dengan lagu Indonesia Raya.
Pembaca undang-undang dasar lantang, intonasi tepat dan tidak ada salah baca.
Pancasila dibaca tidak tergesa-gesa olah Bapak Widhi, sehingga mengena.
Dalam upacara kali ini diserahkan piala kejuaraan kepada beliau Bapak Kepala sekolah sebagai wakil dari sekolah.
Piala diserahkan oleh Sugiyanto sebagai wakil Anggota Ambalan Putra yang berhasil meraih juara 2 LCTP (Lomba Cerdas Tangkas Pramuka) dalam Raimuna Cabang Karanganyar yang ke VI diselenggarakan oleh Kwarcab di Buper Palawanasri Delingan Karanganyar pada tanggal 6-8 Agustus 2010.
Sedangkan Swi Wahyuni mewakili Ambalan Putri menyerahkan piala sebagai juara 1 dalam LCTP pada even yang sama. Piala ke-3 dari kejuaraan Geguritan Putri yang berhasil meraih juara 2, akan tetapi yang bersangkutan tidak maju ke depan, sehingga diwakili Sugiyanto untuk diserahkan kepada sekolah yang diterima beliau Bapak Kepala Sekolah.
Sebagai hadiah dari sekolah, Sugiyanto dan Sri Wahyuni menerima bingkisan mewakili teman-teman sekelompok mereka. Kemudian ucapan terima kasih (kado) juga diberikan kepada Pembina Pendamping kegiatan Raimuna, yaitu Ibu Lazizah Nur'aini, S.PDI dan Ibu Anin Saptantri, S.Kom.
Selanjutnya adalah amanat dari pembina upacara yang disampaikan dengan sangat baik, lain dari yang lain penyampaiannya, sehingga tetap khidmad.
Diawali dengan meneriakkan yel-yel SMA UNGGUL sebanyak 3 kali, menambah suasana hari itu semakin semarak dan bergelora. Bapak Widhi menyampaikan tentang kedisiplinan yang harus tetap dijaga, juga tentang tata urutan upacara yang ditambah dengan menyanyikan lagu nasional atau lagu perjuangan sesuai dengan anjuran dari DisDikpora Kabupaten.
Penambahan menyanyikan lagu perjuangan ini ditujukan agar rasa patriotisme dan nasionalisme generasi muda kembali bangkit.
Kegiatan ini juga dilakukan setiap hari, meliputi memutar kaset atau CD lagu perjuangan sebelum KBM dan menyanyikan lagu perjuangan / nasional pada jam pelajaran pertama. Sungguh hebat!!
Semoga benar-benar tercapai tujuannya. Amin.
Lagu perjuangan yang dinyanyikan dalam upacara kali ini adalah : Dari Sabang sampai Merauke dan Berkibarlah Benderaku.
Upacara hingga selesai berlangsung lancar dan khidmad.
Senin, 12 Juli 2010
Upacara Pembukaan MOS 2010-2011
Upacara dimulai pada sekitar pukul 8.00, agak mundur dari biasanya. Mengingat persiapan siswa baru dalam adaptasi.
Hari ini lapangan upacara yang sebagian merupakan lapangan basket/futsal kita telah rapi, warna cat dan garis lapangan telah selesai dikerjakan. Demikian juga dengan pagar kawat pembatasnya. Bila digunakan untuk upacaa bendera, pagar pembatas bagian dalm di'sibakkan' ke samping, sehingga bisa digunakan untuk barisan guru dan karyawan.
Kali ini, barisan pesedta upacara iatur oleh Ketua OSIS Nungky Suryo, dengan beberapa kali aba-aba setengah lengan lencang kanan, maka barisan telah siap melaksanakan upacara.
Upacara dimulai, pembawa acara Kunfayanatari membacakan acara pertama.
Pemimpin kompi memasuki lapangan upacara.
Ada Ismanto di kompi XII, .... di kompi XI, dan Natanael Abram di kompi X.
Pemimpin kompi dengan sigap dan lancar melaksanakan tugasnya.
Selanjutnya Pemimpin upacara memasuki lapangan, Triyono menjadi pemimpin upacara. Suasana semakin khidmad. Karena pemimpin upacara ini benar-benar sigap dan tenang dan selama ini belum perah melakukan kesalahan.
Pemimpin kompi segera menyiapkan pasukannya, memimpin menghormat pada pemimpin upacara kemudian melakukan laporan. Semua berjalan lancar. Selanjutnya pemimpin kompi kembali ke tempatnya yaitu di samping pasukan masing-masing. Kemudian pasukan diambil alih oleh pemimpin upacara.
Pembawa acara membaca acara selajutnya, yaitu masuknya pembina upacara ke tengah lapangan upacara. Nungky Suryo yang menjadi petugas pejemput pembina upacara kali ini berjalan tidak seperti yang telah lalu, sehingga tidak menimbulkan dehem senyum..
Setelah Bapak Kepala Sekolah yang pada upacara ini mejadi pembina upacara menempati podium, pemimpin upacara kemudian memimpin penghormatan kepada pembina upacara. Ajudan pembina upacara adalah Ahmad Fajar.
Acara selanjutnya adalah mengheningkan cipta. Bapak Drs. Hartono, MHum sebagai pembina upacara segera memimpin mengheningkan cipta seperti biasa. Beliau selalu memimin mengheningkan cipta dengan singkat dan langsung. Begitu beliau menyampaikan kalimat "Mengheningkan cipta, mulai!" Maka baru terlihat sedikit kedikit keributan pada regu paduan suara yang dirigennya agak tergesa maju ke depan barisan dan memimpin lagu mengheningkan cipta... Lho!!! Gak salah, ini?? Tapi mereka tetap menyanyi hingga akhir lagu. Setelah selesai, Bapak Kepala Sekolah seperti biasa menutup hening dengan kata "Selesai".
Setelah ini baru terasa kalau acara agak tersendat karena ada acara yang tertukar. Seharusnya pengibaran sang saka terlebih dahulu baru hening cipta, tetapi terbalik.
Acara kemudian dilanjutkan pengibaran sang saka yang tadi terlewat.
Ada Rochmad Tony, Siti Nurul dan Syamsul Huda yang menjadi pengibar bendera. Dari ujung lapangan mereka berjalan menuju tiang bendera, memasang bendera, kemudian meaikkannya. Kali ini lagu dan bendera bisa bersamaan, yaitu saat lagu selesai bendera juga sudah sampai di atas, sesuai saat baris terakhir lagu terdengar.
Kemudian pengibar bendera menambatkan tali pada tiang bendera, lalu bersiap meninggalkannya. Sebelum berlalu mereka bertiga menghormat sang saka terlebih dahulu. Lha saat balik kanan haluan kiri maju jalan ini ada satu petugas yang jalannya "metruk", kelak ini menjadi evaluasi pembina upacara sewaktu menyampaikan amanat.
Pengibar bendera berlalu. Peserta upacara berpikir mestinya acara keudian dilanjutkan acara setelah hening cipta, tetapi.. he..he tetapinya, hening cipta diulang lagi. Ya sudahlah.. malah apdol, hening